When You Feel Regret...
I won't regret...
I won't regret...
saat ini aku sedang berada di dalam perpustakaan Lamongan. you know why? yah, nggak lain dan nggak salah adalah mencari free wifi. memang agak nyebelin karena koneksinya lemot, tapi justru dari sinilah aku belajar kesabaran. dan tahu nggak, kalo buah dari kesabaran itu sungguh sungguh luar biasa menyenangkannya. meski nggak seberapa nilainya. tapi terasa sangat membuat bahagia.
anyway, kabarku sekarang bukan lagi bahagia atau habis bahagia. aku malah seperti hidup dalam bayang-bayang penyesalan. sebenarnya aku bertekad untuk memulai mimpi baru--bukan baru juga sih, mimpi lama yang pernah kubuang dan ingin kupungut lagi. dan memungutnya itu ternyata susaaahh banget.
lolos tes tulis SNMPTN jurusan Kimia.
tahun 2011, aku baru lulus SMA dan ikut tes tulis SNMPTN di Surabaya. masa-masa itu, masa-masa perjuangan yang menyenangkan, aku juga bertemu teman-teman baru yang asyik dan menginspirasi. sebulan setelah tes, pengumuman pun tiba. aku diterima jurusan Kimia di UIN Malang, itu adalah pilihan keduaku. aku senang bukan kepalang.
tapi orangtuaku nggak setuju aku kuliah di Malang. entah apapun alasan mereka, setelah mendengar mereka nggak setuju, aku langsung saja menutup telingaku untuk apapun. aku bahkan nggak mencoba mendengar baik-baik alasan mereka atau berbicara baik-baik pada mereka bahwa aku akan baik-baik saja di Malang. aku hanya nggak mau dikutuk jadi batu.
mereka mendaftarkanku di Akper Lamongan, aku menurutinya dengan setengah hati. bahkan tenpa hati, mereka seperti tahu keadaanku yang seperti tak ingin melanjutkan hidup, tapi mereka diam saja, aku juga diam saja tanpa sekalipun bercerita kalo aku bahagia di Akper. karena kenyataannya aku nggak bahagia di sana. aku nggak pernah belajar, aku selalu telat, aku sering bolos, aku nggak punya banyak teman karena aku malas berteman, aku seperti tak punya tujuan hidup lagi, karena semua yang kulakukan hanya semata-mata menuruti orangtuaku tanpa ada ketertarikan apa pun. alhasil, IPK-ku di bawah tiga, itu sangat buruk untuk ukuran kuliah di Akper yang bahkan saingannya tidak terlalu berat. itu karena aku nggak berminat.
aku menyerah. aku coba mengulang ikut tes lagi tahun 2012, tapi aku nggak memilih Kimia, aku malah memilik Pendidikan Kimia dan Statistika. aku gagal. seperti duniaku kiamat. aku juga malas ke Akper. aku akhirnya benar-benar menyerah. aku katakan pada orangtuaku kalo aku nggak bisa melanjutkan kuliah di Akper. kalo aku lanjutkan, aku hanya mungkin hidup tanpa cita-cita.
dengan sangat sedih, orangtuaku menerima keputusanku. aku sangat meminta maaf pada mereka. tentang banyaknya biaya yang sudah mereka buang untuk semua kemalasanku. aku dalam hati bersumpah, jika nanti aku sudah sukses, aku akan membayar biaya kuliah yang sia-sia kemarin, serta aku akan mengabdikan semua sisa umurku untuk membahagiakan orangtuaku.
aku ingin jurusan Kimia itu...
tapi dua tahun nggak megang buku kimia, aku malah kayak jadi buta kimia. ini agak menyebalkan. mungkin aku butuh banyak belajar keras. well.
seandainya saja waktu itu aku nggak kayak anak kecil dan bisa memutuskan sendiri semuanya dengan menuruti kata hatiku. mungkin aku sekarang sudah semester tiga dengan bahagia di jalan yang aku pilih.
tapi hikmahnya, kalo tidak begini, juga mungkin aku nggak akan pernah dewasa kali ya.
agustus lalu aku resmi keluar dari Akper, dan sekarang aku hanya jadi pengangguran yang sangat benci nganggur. rasanya nggak punya status itu kayak, ugh, menyebalkan.
aku hanya menghabiskan waktuku untuk membaca-baca kembali materi jaman SMA.
yang nyebelin, sempet terdengar bahwa SNMPTN tulis tahun depan diahpuskan. bagaimana dengan kimiaku???
tapi aku tetep nggak boleh sedih apapun yang terjadi. yah, pasti Allah baik padaku, aku percaya itu.
Label: Laa Laa, Nunu Nakal